PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan atas dasar-dasar ajaran
Islam, yakni Al Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat
Islam. Melalui pendidikan inilah, kita dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan
As-sunnah. Sehubungan dengan hal tersebut, tingkat pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan kita terhadap ajaran Islam sangat tergantung pada tingkat kualitas
pendidikan Islam yang kita terima.
Sebagai sebuah sistem
pendidikan Islam mengandung berbagai komponen antara satu dengan yang lain
saling berkaitan. Akan tetapi, seringkali dilakukan apa adanya, tanpa
perencanaan dan konsep yang matang. Sehingga mutu pendidikan Islam kurang
berjalan sesuai yang diharapkan.
Menyikapi hal tersebut,
Filsafat pendidikan Islam, berupaya mencari kebenaran sedalam-dalamnya,
berfikir holistik, radikal dalam pemecahan
permasalahan filosofis pendidikan Islam, pembentukan teori–teori baru ataupun
pembaharuan dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman. Berdasarkan sumber yang berasal dari Al-Qur’an,
hadist dan beberapa rujukan buku. Kajian Filsafat pendidikan Islam dari segi
ontologi, epistemologi, dan aksiologi memberikan manfaat besar bagi kita
sebagai calon pendidik. Ontologi membahas tentang hakekat pendidikan Islam,
Epistemologi membahas sumber-sumber pendidikan Islam, serta aksiologi mengupas
nilai-nilai pendidikan Islam. Selengkapnya akan dibahas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan
dibahas permasalahan sebagai berikut:
1.
Ontologi Pendidikan Islam
2.
Epistemologi Pendidikan Islam
3.
Aksiologi Pendidikan Islam
PEMBAHASAN
1.
Ontologi Pendidikan Islam
Ontologi pendidikan Islam
membahas hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan Islam. Secara
ontologis, Pendidikan Islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai
makhluk berakal dan berfikir. Jika manusia bukan makluk berfikir, tidak ada
pendidikan. Selanjutnya pendidikan sebagai usaha pengembangan diri manusia,
dijadikan alat untuk mendidik.[1]
Kajian ontologi ini tidak
dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta. Allah telah membekalkan beberapa potensi
kepada kita untuk berfikir. Pertanyaan selanjutnya apakah sebenarnya hakekat
pendidikan Islam itu?
3 Kata kunci tentang pendidikan Islam yaitu :
a.
Ta’lim, kata ini telah digunakan
sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Mengacu pada pengetahuan,
berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap nama-nama atau benda ciptaan
Allah. Rasyid Ridha, mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai Ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.[2]
b.
Al tarbiyah, penggunaan istilah ini
berasala dari kata Rabb walaupun kata ini memiliki banyak arti akan
tetapi pengertian dasarnya menunjukan kata tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur, dan menjaga
kelestarian atau eksistensinya. Kata ini paling banyak digunakan dibandingkan
dengan istilah lainnya. .[3]
c.
Al-Ta’dib, menurut
al-Attas, istilah yang paling tepat
untuk menunjukan pendidikan islam adalah al-Ta’dib, kata ini berarti
pengenalalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kedalam diri
manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di
dalam tatanan penciptaan.[4]
Ta’dib, Syed Muhammad Naquib
al-Attas mengungkapkan istilah yang paling tepat untuk menunjukan
pendidikan Islam adalah al-Ta’dib, kata ini berarti pengenalalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia
(peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan.[5]
Dari ketiga kata kunci di atas, berbagai pakar telah merumuskan tentang
pendidikan Islam, sebagai berikut:
1.
Ahmad. D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani
dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.[6]
2.
Saefuddin Anshari mengatakan pendidikan Islam adalah proses bimbingan
(pimpinan, tuntutan, susulan) oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa
(pikiran, perasaan dan kemauan, intuisi, dsb).[7]
3.
M. Yusuf al Qardawi mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan manusia
seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.[8]
4.
Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang
diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.
Dari pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang dapat
mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi Islam.
Dengan demikian secara
ontologis pemahaman terhadap pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dengan
Allah selaku Pencipta manusia. Karena pendidikan Islam ditujukan pada terbentuknya
kepribadian Muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya, yakni menjadi
Pengabdi Allah.
2. Epistimologi Pendidikan Islam
Menurut Imam Barnadib, berdasarkan objek
kajinnya, problema filsafat mencakup : 1) realita; 2)pengetahuan; 3) dan nilai.
Epistimologis berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah
pengetahuan, cara manusia menangkap dan
memperoleh pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Epistimologis
diperlukan antara lain dalam hubungan dengan penyusunan dasar-dasar kurikulum.
Kurikulum yang lazim diartikan sebagai sarana untuk mencapai pendidikan. ( Imam
Barnadib, 1994 :20) disini terlihat hubungan antara kurikulum dengan tujuan
pendidikan. Dengan demikian penyusunan kurikulum sepenuhnya diarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
Epistemologi pendidikan
Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam. Pendidikan Islam
bersumber dari Allah SWT, Yang Maha Mengetahui Sesuatu. Hukum-hukum yang
diciptakan Allahpun dapat dipahami dengan berbagai metode dan pendekatan.
Pendidikan Islam merujuk pada nilai-nilai Al-Qur’an yang universal dan abadi.
Serta didukung oleh hadist Nabi Muhammad SAW.
Ketiga kata kunci tentang
Pendidikan Islam di atas disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadist berikut ini:
“Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
Malaikat, lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-Ku jika kamu memang orang-orang
yang benar” (Al-Baqarah ayat: 31)
“Wahai Tuhanku kasihilah
mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di masa
kecil.”(Al-Isra’ ayat 24).
Hadist Nabi Muhammad SAW “Aku
dididik oleh Tuhanku (addabani Rabbi), maka dia memberikan kepadaku sebaik-baik
pendidikan (fa ahsana ta’dibi).
Selanjutnya
objek material Filsafat Pendidikan Islam yaitu segala hal yang berkaitan dengan
usaha manusia untuk menciptakan kondisi yang memberi peluang berkembangnya
kecerdasan dan kepribadian melalui pendidikan. Objek formal: Usaha yang
rasional, mendasar, general, dan sistematis dalam mengembangkan kecerdasan dan
kepribadian melalui pendidikan.
Untuk lebih jelasnya,
objek materi ilmu pendidikan Islam yaitu anak didik. Sedangkan objek formalnya
ialah perbuatan mendidik yang membawa anak, ke arah tujuan pendidikan Islam.
Sehingga secara epistemologi, Kurikulum pendidikan Islam harus merujuk pada
Al-Qur’an dan hadist. Antara lain sebagai berikut:
1.
Larangan mempersekutukan Allah
2.
Berbuat baik kepada orang tua
3.
Memelihara, mendidik, dan membimbing anak sebagai tanggung jawab terhadap
amanat Allah.
4.
Menjauhi perbuatan keji dalam bentuk sikap lahir dan batin
5.
Menjaui permusuhan dan tindakan tercela
6.
Menyantuni anak yatim
7.
Tidak melakukan perbuatan diluar kemampuan
8.
Berlaku jujur dan adil
9.
Menepati janji dan menunaikan perintah Allah
10.
Berpegang teguh kepada ketentuan hukum Allah, dsb.
Sumber-sumber yang
menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk yang dapat menerima pelajaran dari
Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya ada pada surat Al-Alaq, 96: ayat 1-5:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Manusia sebagai makhluk
yang memiliki kemampuan mengatur waktu (QS. Al-Ashr, 103 :1-3, “Demi masa,
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Manusia mendapatkan bagian
dari apa yang telah dikerjakannya, (QS an-Najm, 53-39). “Dan bahwasanya
seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”
Manusia sebagai makhluk
yang memiliki keterikatan dengan moral atau sopan santun (QS. Al Ankabut 29:8).
“Dan Kami wajibkan manusia
(berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu,
lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Dari sebagian ayat di atas, jelaslah bahwa sumber-sumber
pendidikan Islam berasal dari Allah SWT, Sang Maha Pencipta. Al-Qur’an sebagai
pedoman hidup manusia.
Tujuan pendidikan muslim adalah menciptakan
manusia yang baik dan benar, yang berbakti kepada Allah dalam pengertian yang
sebenar-benarnya, membangun struktur kehidupan di dunia ini dengan hukum, dan
menjalankan kehidupan tersebut sesuai dengan iman yang dianut. Makna berbakti
dalam islam bersifat luas dan menyeluruh. Berbakti tidak hanya terbatas pada
pelaksanaan fisik relijius saja, melainkan mencakup aspek kegiatan : iman,
persaan, dan karia, sesuai dengan yang dikatakan Allah (terpujilah dia) dalam
kitab suci Al-Qur’an : Aku telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk
berbakti kepada-Ku dan katakanlah ya Tuhanku, do’a ku, pengorbananku, dan
kematianku adalah demi Allah, Tuhan semesta alamyang tidak terbandingkan.[9]
3. Aksiologi Pendidikan Islam
Aksiologi adalah teori tenteng nilai. Teori yang membahas tentang nilai,
manfaat atau fungsi sesuatu yang diketahui tersebutdalam hubungan dengan
seluruh yang diketahui tersebut ( Jujun S Suriasumantri, 2000, 34). Dalam
pendidikan, teori nilai ini terkait dengan jawaban atas pertanyaan seperti :
nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki oleh manusia dan yang dapat digunakan
sebagai dasar hidupnya (Imam Barnadib, 1994, 20).
Kajian aksiologi dalam sistem pendidikan islam diarahkan
pada suatu perumusan nilai akhlak. Rumusan-rumusan nilai yang dijadikan rujukan
atau pedoman sikap dan prilaku. Ajaran Islam merupakan
perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara
Islami, sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Aksiologi Pendidikan Islam
berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam. Nilai-nilai
tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
1.
Mengandung petunjuk Akhlak
2. Mengandung upaya
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dibumi dan kebahagiaan di akherat.
3. Mengandung usaha keras
untuk meraih kehidupan yang baik.
4.
Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia
dan akhirat.
Menurut Abuddin Nata tujuan pendidikan Islam, untuk mewujudkan manusia yang shaleh, taat beribadah dan gemar beramal
untuk tujuan akherat.[10]
Muhammad Athiyah al-Abrasy mengatakan “the fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual,
training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah
kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”[11]
Menurut Abdul Fatah Jalal,
tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut
Islam, dapat dikatakan pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia
yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. SeDalam surat Ad Dzariyat ayat 56: yang artinya: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. SeDalam surat Ad Dzariyat ayat 56: yang artinya: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat kami
simpulkan tujuan utama pendidikan
Islam adalah untuk
mendapatkan Ridha Allah SWT. Dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas,
sehingga bermanfaat bagi diri, keluaga, masyarakat, negara dan umat manusia
secara keseluruhan. Meraih kebahagiaan dunia dan akherat.
Beberapa indikator dari
tercapainya tujuan pendidikan islam dapat dibagi menjadi tiga tujuan mendasar,
yaitu:
- Tercapainya anak didik yang cerdas. Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat kecerdasan intelektualitas yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun membantu menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.
- Tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran dan kesalehan emosional, sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah di kehidupannya.
- Tercapainya anak didik yang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan perintah Allah dan Rasulullah SAW. Dengan melaksanakan rukun Islam yang lima dan mengejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menjalankan shalat lima waktu, menjalankan ibadah puasa, menunaikan zakat, dan menunaikan haji ke Baitullah.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas
dapat kami peroleh kesimpulan:
1. Ontologi
pendidikan Islam membahas hakekat tentang pendidikan Islam. Dirumuskan dalam
tiga konsep yaitu ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan
ideologi Islam.
2. Epistemologi pendidikan
Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam. Pendidikan
Islam bersumber dari Allah SWT, yaitu Al-Qur’an dan hadist.
3. Aksiologi Pendidikan
Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam. tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. Dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas,
sehingga bermanfaat bagi diri, keluaga, masyarakat, negara dan ummat manusia
secara keseluruhan. Meraih kebahagiaan dunia dan akherat.
DAFTAR PUSTAKA
Basri Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia
H. Jalaluddin. 2012. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Al-Rasyidin. 2005. Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press
Nata H. Abuddin. 2008. Manajemen Pendidikan, Jakata : Kencana
Jalaludin. 2011. filsafat pendidikan islam,
jakarta: kalam mulia
semoga bermanfaat
ReplyDeleteok gan sama2..
ReplyDelete