Tuesday, February 12, 2019

JENIS,TIPE, DAN POLA BERFIKIR


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalaht
Pada dasarnya berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan antara manusia dan hewan. Berfikir adalah salah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Manusia berfikir untuk menemukan pemahaman dan pengertian yang dikehendaki. Dalam berfikir, manusia mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya. Sehingga pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun dan merupakan kebulatan-kebulatan yang dapat dikuasai dan dipahami.
Tidak semua manusia mempunyai tipe dan pola berfikir yang sama. Sama halnya dengan sebuah pendapat, tidak semua orang bisa menghasilkan sebuah pendapat yang sama. Secara umum, tipe berfikir ada dua yakni tipe berfikir vertikal dan lateral. Setiap individu cenderung terhadap salah satu tipe berfikir tersebut. Keahlian yang dihasilkan setiap individu pun berbeda-beda, tergantung tipe berfikir yang mana yang cenderung dalam diri individu itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja tipe-tipe berfikir?
2.      Apa saja pola-pola dalam berfikir ?







 PEMBAHASAN
JENIS,TIPE, DAN POLA BERFIKIR
Secara sederana berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif, jadi berfikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa dengan interaksi yang kompleks .
1.      Tipe berfikir
 Ada beberapa jenis dan tipe berfikir. Morgan dkk (1986) membagi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistik dan berfikir langsung. Berfikir autistik (autistic thinking) yaitu suatu proses berfikir yang sangant pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna sangat pribadi, contohnya adalah mimpi. Berfikir langsung (directed thinking) adalah berfikir untuk memecahkan masalah(Morgan dkk,1986).

2.      Pola berfikir
Menurut Kartini Kartono (1996) ada enam pola berfikir yaitu:
1.      Berfikir Koknitif, yaitu berfikir dalam dimensi ruang, waktu, tempat tertentu.
2.      Berfikir Abstrak, yaitu berfikir dalam ketidak berhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasanya.
3.      Berfikir Klasikatoris, yaitu berfikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.
4.      Berfikir Analogis, yaitu berfikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar kemiripannya. Analogi berarti persamaan atau perbandingan. Berfikir analogi ialah berfikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami yang berlaku pula fenomena yang dialami sekarang[1].
5.      Berberfikir ilmiyah, yaitu berfikir dalam hubungan yang luas, degan pengertian yang lebih kompleks yang disertai pembuktian- pembuktian.
6.      Berfikir pendek, yaitu lawan dari berfikir ilmiyah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal, dan sering kali tidak logis.
3.      Tipe-tipe berfikir
De Bono (1989) mengemukakan dua tipe berfikir, yaitu: (1) berfikir vertikal, atau dikenal juga dengan nama berfikir konvergen, yaitu tipe berfikir tradisional dan generative yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan informasi yang relevan. (2)berfikir lateral, yaitu  tipe berfikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berfikir tetapi juga untuk hasil, dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
1.      Berfikir vertkal / berfikir konvergen
Berfikir konvergen yang bersumber dari fungsi belahan otak kiri ini merupakan cara berfikir vertical, rasional, metodis analitis,dan linier dan menuju pada suatu kesimpulan tertentu. Orang dengan kecenderungan berfikir secara konvergen mampu menangkap objek stimulus dengan baik, banyak membutuhkan fakta yang real untuk membuat suatu kesimpulan, lebih mementingkan sturktur dan kepastian, serta menggunakan bahasa dan logika dalam berfikir. Pemikir konvergen cenderung menyukai tugas-tugas praktis, kegiatan yang terstruktur, bekerja dengan fakta, berfikir dan bertindak secara bertahap, serta memandang setiap persoalan secara serius.
Cara berfikir konvergen adalah cara berfikir dimana seseorang didorong untuk menemukan jawaban yang benar atas suatu permasalahan. Cara berfikir konvergen nyaris terfokus, intens, cepat, lokasi memori tertentu. Strategi ini diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan angka-angka, memecahkan masalah analogi verbal, atau mengingat ejaan dari suatu kata yang lebih banyak berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa cara berfikir konvergen secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Vertical
b.      Konvergen
c.       Sistematis struktur
d.      Logis rasional empiris
e.       Dependen
f.       Teramalkan
2.      Berfikir Lateral/Berfikir Divergen
Cara berfikir Diverge adalah pola berfikir seseorang yang lebih didominasi oleh berfungsinya belahan otak kanan, berfikir lateral, menyangkut pemikiran sekitar atau yang menyimpang dari pusat persoalan (Crowl, Keminsky, dan Podell 1997). Berfikir Divergen adalah berfikir kreatif, berfikir untuk memberikan bermacam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada kuantitas, keragaman, dan originalitas jawaaban (Munandar,1992). Cara berfikir Divergen menunjuk pada pola berfikir yang menuju ke berbagai arah dengan ditandai oleh adanya kelancaran kelenturan, dan keaslian (Briggs dan Moore,1993).
Sesuai dengan fungsi kerja otak kanan, berfikir secara Divergen adalah cenderung lateral, tidak rasional, lebih banyak berurusan dengan gambaran intuisi yang yang menyatukan berbagai ide terpisah kedalam satuan ide baru yang utuh. Berfikir Divergen mampu menangkap objek secara keseluruhan dengan baik, tapi kurang mampu menangkapdetail objek bersangkutan. Pemikir divergen cenderung menyukai ketidak pastian, senang bergulat dengan ilmu-ilmu yang sukar dipahami melalui logika, tertarik pada pernyataan/pertanyaan yang memiliki banyak jawaban, peka terhadap sentuhan rasa dan gerak, serta lebih menyukai kiasan dan ungkapan. Dalam memberikan penjelasan, pemikir divergen sering menggunakan gambar atau gerak tertentu. Orang dengan kencenderungan cara berrfikir divergen lebih mudah mengingat wajah daripada nama, banyak bekerja dengan imajinasi, menghadapi sesuatu(masalah) dengan santai, dan menyukai kebebasan.
Dalam konteks ini proses berfikir kreatif dimana kemampuan untuk mencari hubungan-hubungan baru, kombinasi-kombinasi baru antar unsur, data, dan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk menjawab suatu persoalan menjadi salah satu bentuk real dari cara berfikir divergen.
Berfikir divergen adalah berfikir secara sistematik(system thinking) yang memusatkan pada bagaimana sesuatu berinteraksi denngan unsur-unsur pokok lain dalam satu system, serangkaian elemen berinteraksi untuk menghasilkan suatu keutuhan. Berfikir system bekerja dengan memperlus pandangan kedalam perhitungan dan jumlah yang lebih memungkinkan untuk dipecahkan, tidak hanya tertuju pada suatu jawaban yang pasti.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa cara berfikir divergen secara umum memiliki karakteristik:
a.       Lateral, artinya memandang suatu persoalan dari beberapa sisi
b.      Divergen menyebar ke berbagai arah untuk menemukan banyak jawaban
c.       Holistic-sistematik, bersifat menyeluruh global
d.      Intuitif-imajinatif
e.       Independen
f.       Tidak teramalkan
Baik tipe berfikir vertical maupun lateral, keduanya sama-sama dibutuhkan, bahkan sebenarnya saling melengkapi, tergantung pada tujuan berfikir. Berfikir vertikal mengembangkan gagasan yang dibangkitkan oleh berfikir lateral.

KESIMPULAN
Didalam berfikir, ada beberapa macam jenis, pola, dan tipe berfikir, dan kesemuanya itu merupakan suatu tahapan dalam berfikir. Sepertihalnya dalam jenis berfikir seperti yang di kemukakan oleh Morgan dkk (1986) bahwasanya berfikir dibagi menjadi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistik dan berfikir langsung.Lain halnya dengan jenis berfikir, dalam pola berfikir terdapat enam pola berfikir, yakni: Berfikir Koknitif, Berfikir Abstrak, Berfikir Klasikatoris, Berfikir Analogis, Berberfikir ilmiyah, dan Berfikir pendek.Sedangkan tipe berfikir oleh Debono dibagi menjadi dua jenis yakni berfikir vertikal dal berfikir lateral.
Jadi setiap individu itu memiliki jenis, pola, dan tipe berfikir yang berbeda, tapi pada dasarnya seluruh jenis, pola, dan tipe berfikir setiap individu mengacu pada seluruh ungkapan yang telah dikemukakan oleh para ahli yang telah dijelaskan diatas.











DAFTAR PUSTAKA
Dr. khadijah nyayu.S.Ag.M.Si.2009, psikologi pendidikan, Palembang: grafika telindo press
DRS. Ngalim M  Purwanto, 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya
Walgito, B. 1997.pengantar psikolog umum. Yogyakarta: Penerbit Andi   



[1] DRS. M. Ngalim Purwanto, 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, hal 48-49

1 comment:

  1. tolong tinggalkan komentar ya.. thanks udah mampir di blog kami.. semoga bermanfaat,..

    ReplyDelete

semoga bermanfaat