Tuesday, February 19, 2019

KEMAMPUAN BERFIKIR PESERTA DIDIK


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Yang dinamakan  peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Berdasarkan pendapat tersebut peserta didik berarti bukan hanya anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang dalam masa-masa bimbingan orang tua ataupun sekolah saja, akan tetapi mempunyai ruang lingkup usia yang tidak terbatas.
Kemampuan berfikir peserta didik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya oranng tua, lingkungan, dan pendidik itu memikul tanggung jawab pendidikan, karena anak pada masa awal kehidupan berada ditengah-tengah orang tuanya. Ada suatu rtikel mengatakan “anak adalah cerminan dari orang tua sendiri”. Lingkungan atau masyarakat adalah gabungan dari sekelompok individu yang terbentuk berdasarkan tatanan sosial tertentu, pendidik harus bisa mencari atau memberikan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didiknya, karen metode yang tidak sessuai dengan kemampuan peserta didik akan menghambat proses pembelajaran
B.     Rumuan masalah
1.      Apa yang dimaksut dengan berfikir?
2.      sebutkan tipe-tipe dan proses berfikir?
3.      Sebutkan bentuk-bentuk berfikir?




KEMAMPUAN BERFIKIR PESERTA DIDIK
A.     Konsep Berfikir
Secara sederhana, berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berfikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-sibol yang disimpan dalam memori ingatan. Sedangkan ahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berfikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan diana subjek yang berfikir pasif. Plato beranggapan bahwa berfikir itu adalahbicara dalam hati. Pada pendapat yang terakhir dikemukaakan ada dua kenyataan, yaitu:
a.      Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif, dan
b.      Bahwa aktivitas itu sifatnya ideal, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu; berfiki itu mempergunakan abstraksi-abstrasi atau “ideas”[1]
Jadi berfikir adalah sebuah representasi  simbol dari beberapa peristiwa atau item dalam dunia. Berfikir juga dapat dikatakan sebagai proses yang memerantari stimulus dan respon. Dari pengertian terrsebut tampak bahwa ada tiga pandangan tentang berfikir, yaitu:
1.      Berrfikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi diperrkirakan dalam perilaku
2.      Berfikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif
3.      Berfikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau menngarahkan pada solusi.

B. Jenis, Tipe, dan Pola Berfikir
Ada berbagai jenis dan tipe berfikir. Morgan dkk(1986) membagi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistik dan berfikir langsung. Berfikir autisti yaitu proses berfikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yag sangat pribadi, contohnya adalah mimpi. Berfikir langsung adalah berfikir untuk memecahkan masalah.
Menurut Kartini Kartono ada enam pola berfikir yaitu:
1.      Berfikir kongkrit, yaitu berfikir dalam dimensi ruang-waktu-temapt tertentu
2.      Berfiir abstrak, yaitu berfikir dalam ketidakberhinggan, sebeb bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya
3.      Berfikir klasifikatoris, yaitu berfikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu
4.      Berfikir analogis,yaitu berfikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar kemiripan
5.      Berfikir ilmiah, yaitu berfikir dalam hubungan yang luas, dengan pengertian yang lebih kompleks disertai pembuktian-pembuktian
6.      Berfikir pendek, yaitu lawan berfikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.
De Bono (1989) mengemukakan dua tipe berfikir, yaitu (1) berfikir vertikal atau dikenal juga dengan nama berfikir konvergen, yaitu tipe berfikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan. (2) Berfikir lateral, disebut juga berfikir dengan cara lain atau berfikir divergen, yaitu tipe berfikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berfikir tetapi juga untuk hasil, dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
C.   Bentuk-bentuk  Berfikir
1.      Berfikir dengan pengalaman
Dalam bentuk berfikir ini, kita harus giat menghimpun berbgai  pengalaman, dari berbagai pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi.
2.      Berfikir Representatif
Dengan berfikir representatif, kita sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan saja. Tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan tersebut kita gunakan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
3.      Berfikir Kreatif
Dengan berrfikir kreatif, kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru, menghasilan penemuan-penemuan baru.
4.      Berfikir Reproduktif
Dengan berfikir reproduktif kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi hanya sekedar memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuau yang telah dipikirkan sebelumnya.
5.      Berfikir Rasional
Untuk menghadapi situasi dan memecahkan masalah digunakanlah cara-cara pikir logis. Untuk berfikir ini tidak hanya sekedar mengumpulkan pengalama dan membanding-bandingkan hasil berfiir yang telah ada, melainkan dengan keaktifan akal kita memecahkan masalah.










D.   Proses Berfikir
Proes atau jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:(1) pembentukan pengertian,(2) pembentukan pendapat,(3) penarikan kesimpulan.
a.       Pembentukan pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat yaitu sebgai berikut:
1.      Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
2.      Membanding-bandingkanciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri yang mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada, da mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
3.      Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki.

b.      Pembentukan pendapat
Membentuk penapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Selanjutnya pendapat daapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(1)  pendapat afirmatif, (2) pendapat negatif,dan (3) pendapat modalitas.

1.      Pendapat afirmatif atau positif, yaitu pendapat yaang mengiyakan,yang secara tegas menyatakan keadaan suatu.
2.      Pendapat negatif, yaitu pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal;
3.      Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal;

c.       Penarikan kesimpuan atau pembentukn keputusan
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapatpendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusa, yaitu:(1) keputusan induktif,iyalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umu (2) keputusan deduktif, iyalah pendpat yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus,dan(3) keputusan analogis, iyalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.

E.   Tingkat-tingkat Berfikir
Aktifitas berfikir tidak pernah lepas dari suatu situasi atau masalah. Gejala berfikir tidak berdiri sendiri, dalam aktifitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain. Misalya pengamatan tanggapan, ingatan, dan sebagainya. Aktifitas berfikir sendiri adalah abstrak. Namun demikian dalam praktik sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan secara abstrak.sehubugan dengan ini memang ada beberapa tingkat berrfikir yaitu:
1.      Berfikir Konkret
Dalam tingkatan ini kegiatan bberfikir masih memerlukan situasi-situasi yang nyata. Tingkat berfikir ini pada umumnya dimiliki oleh anak-anak kecil.
2.      Berfikir Skematis
Walaupun pada tingkat ini kita tida berhadapan denga situasi nyata, tetapi dengan petolongan bagan-bagan dapat memperlihatkan hubungn persolan yang satu dengan yang lain dan terlihat pula masalah yang dihadapi sebagai keseluruhan. Dengan pertolongan bagan-bagan tersebut situasi yang dihadapi tadak benar-benar nyata dan tidak benar-benar abstrak
3.      Berfikir Abstrak
Kita berhadapan dengan situsai dan masalah yang tidak berwujud akal pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. Kecerdasan berfikir sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka tingkat ini dikatakan tingkat befikir yang tertinggi. Contohnya orang-orang dewasa. Pada anak-anak masih berfikir dalam tingkat konkrit makin  maju perkembangan psikisnya kemampuan berfikirnya berkembang setahap demi setahap. Makin tinggi tingkat abstraksinya, hal-hal tang konkrit makin ditinggalkan[2].

Inteligensi ( kecerdasan )
A.    Pengertian tentang intilegensi
Sehubungan denngan ini perlu diketahui lebih dahulu apakah intelek dan inteligensi itu.
Intelek ( pikiran ), dengan intelek orang dapat menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan mearik kesimpulan.
Inteligensi ( kecerdasan pikiran ), dengan inteligensi fiuungsi pikir dapat digunakan denngan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi atau masalah. Dengan lain perkataan inteligensi adalah suatu kecerdasan fikir, sifat-sifat perbuatancerdas ( inteligen ). Pada umumna inteligen dapat dilihat dari kesanggupanya bersikap dan berbuat cepat dengan situasai yang sedang berubah, dengan keadaan diluar dirinya yang biasa maupun yang baru.

B.     Macam-macam intelegensi

a.       Inteligensi terikat dan bebas
Inteligensi terikat adalah inteligensi suatu mahluk yang bekerja alam situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan fital yang harus dipuaskan.inteligensi bebas terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbangsa. Dengan inteligensinya orang ingin selalu mengadakan prubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Apabila tujuan telah dapat dicapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih maju. Untuk hal-hal tersebut manusia menggunakan inteligensi bebas.

b.      Inteligensi menciptakan ( kreatif ) dan meniru ( eksekutif )
Inteligensi mencipta adalah kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat yang sesuai guna mencapai ntujuan itu. Inteligensi meniru yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain baik yang dibuat, yang di ucapkan, maupun yang ditulis.
c.       Faktor-faktor yang menentukan inteligensi manusia

1.      Pembawaan
Intelegensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingakt kesukaranya. Sulit tidaknya mengatasi ppersoalan ditentukan pula oleh pembawaan.

2.      Kematangan
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya inteligensi sedikit banyak sejalan dengan perkembanan jasmani, umur, dan kemampuan-kemampuan lain yang telah dicapai (kemtanganya ).

Gangguan Berfikir
Setelah kita membicarakan fungsi dan peranan, sifat-sifat dan kualitas berfikir maka kita perlu mengetahui bebarapa gangguan pikiran yang dapat menimbulkn penyelewengan berfikir diantaranya
1.      Oligoprenia: tuna kecerdasan. Penderita oligopreni seolah-olah dilahirkan denngan bekal yang terbatas, dan perkembangan inteleknya pun terbatas pula.
2.      Idiola: ketunaan  yang terberat, terdapat tanda-tanda tidak ada kemampun memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan diri.
3.      Imbesila: dungu, lebih ringan daripada idiot. Orang yang imbesila sudah dapat mandi sendiri, makan sendiri, hanya tingkat perkembangannya terbatas.
4.      Debilita: tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuanyya mendekati oran yang normal, namun tarah kemajuan yang dapat dicapai masih sangat terbatas.
5.      Demensia: mula-mula pederita mengalami perkembangan normal, tetapi sesuatu sebab perkembangannya terhenti dan mengalami kemunduran yang mencolok.
6.      Delusia: ( keadaan yang menunjukkan gagasan yang ilusif ). Delusia sangat erat hubungannya dengan gejala ilusi. Pendeita mempunyai keyakinan yang kuat tentang sesutau, tetapi tidak menurut kenyataan.
7.      Obsesia: penderita seolah-olah dikepung atau dicengkram oleh pikiran-pikiran tertentu yang tidak masuk (akal  tidak logis). Makin besar usaha untuk melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang mencengkram[3].



Cara Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Atau Logika Anak
Saat memori bayi mulai tumbuh dan berkembang, ia mulai menghadapi situasi yang memerlukan pemikiran dengan menggunakan logika. Ia mulai belajar mencari alasan, menyelesaikan masalah dan mulai mengelompokkan sesuatu agar berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dan berikut beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir atau logika anak Anda :
  • Saat usia anak Anda menginjak dua tahun, ia mulai menyimpan memori dan kemampuannya dalam berpikir untuk mengingat dan mengikuti arahan. Anda dapat membantu meningkatkan kemampuan anak dengan memberikannya arahan yang mudah untuk ia ikuti. Misalnya, mintalah anak Anda untuk mengambil mainan tertentu dan menyimpannya di rak atau memintanya untuk duduk dan melihat buku. Belajar untuk mengingat dan mengikuti arahan merupakan kemampuan anak yang dapat digunakan sepanjang hidupnya.
  • Anda dapat mulai bekerjasama dengan dokter anak Anda, saat sang anak berusia tiga tahun. Tanyakan pada anak Anda Apa yang menurutmu akan terjadi ? dengan frekuensi yang sering. Misalnya, menanyakan pada anak Anda Apa yang akan terjadi jika kamu menaruh sabun mandi di keran air yang menyala ?
  • Anda juga dapat mengajarkan mengurutkan sesuatu, caranya dengan menanyakan Apa selanjutnya ? Misalnya, Setelah selesai mandi, menggosok gigi dan memakai piyama, lalu apa selanjutnya ? (membacakan dongeng sebelum tidur).
  • Untuk anak berusia empat tahun, ia mulai mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah ia alami. Anak-anak mulai mengingat tempat yang pernah ia kunjungi dan orang-orang yang pernah ia lihat. Salah satu cara untuk membantunya mengatur ingatan ini ialah melalui buku ingatan yang berisikan koleksi foto dan benda lainnya.
Ajaklah anak Anda untuk mendiskusikan semua isi buku atau foto dan membantu Anda mengatur isi buku atau foto. Tunggulah beberapa hari, lalu ajaklah anak Anda untuk melihat kembali dan menanyakan isi atau apa yang terjadi dalam buku atau foto tersebut.
  • Kegiatan lainnya untuk melatih kemampuan logika anak Anda ialah dengan mengidentifikasi sesuatu yang berbeda. Caranya dengan meletakkan beberapa barang di atas meja, biarkan sang anak melihat benda-benda tersebut kemudian tutuplah mata anak Anda. Pindahkan benda ke posisi yang berbeda dan mintalah anak Anda untuk membuka matanya dan mencari tahu apa yang berbeda dari sebelumnya[4].










DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009, Psikologi Umum, Jakarta : PT. Rineka Cipta. http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=266_Meningkatkan-Kemampuan-Berpikir-Sang-Anak
Khodijah, Nyayu. 2009, Psikologi Pendidikan, Palembang :  Grafika Telindo Press.
Rusmaini, Hj. 2011, Ilmu Pendidikan, Palembang : Grafindo Telindo Press.
Suryabatra, Sumadi. 2011, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press.















S


[1]Sumadi Suryabatra,., Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press,2011,hlm 54
[2]Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Palembang :  Grafika Telindo Press,  2009 hlm 126-131
[3] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009 hlm174-186

[4]http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=266_Meningkatkan-Kemampuan-Berpikir-Sang-Anak


1 comment:

  1. tolong tinggalkan komentar ya gaes.. thanks udah mampir di blog kami.. semoga bermanfaat,..

    ReplyDelete

semoga bermanfaat