A. Latar
belakang masalah
Yang
dinamakan peserta didik adalah setiap
manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Berdasarkan
pendapat tersebut peserta didik berarti bukan hanya anak-anak yang sedang
tumbuh dan berkembang dalam masa-masa bimbingan orang tua ataupun sekolah saja,
akan tetapi mempunyai ruang lingkup usia yang tidak terbatas.
Kemampuan
berfikir peserta didik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya oranng
tua, lingkungan, dan pendidik itu memikul tanggung jawab pendidikan, karena
anak pada masa awal kehidupan berada ditengah-tengah orang tuanya. Ada suatu
rtikel mengatakan “anak adalah cerminan dari orang tua sendiri”. Lingkungan
atau masyarakat adalah gabungan dari sekelompok individu yang terbentuk
berdasarkan tatanan sosial tertentu, pendidik harus bisa mencari atau
memberikan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta
didiknya, karen metode yang tidak sessuai dengan kemampuan peserta didik akan
menghambat proses pembelajaran
B.
Rumuan masalah
1. Apa
yang dimaksut dengan berfikir?
2. sebutkan
tipe-tipe dan proses berfikir?
3. Sebutkan
bentuk-bentuk berfikir?
KEMAMPUAN
BERFIKIR PESERTA DIDIK
A. Konsep Berfikir
Secara
sederhana, berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara
kognitif. Secara lebih formal, berfikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi
kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-sibol yang disimpan dalam
memori ingatan. Sedangkan ahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berfikir
adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan diana subjek yang berfikir pasif. Plato
beranggapan bahwa berfikir itu adalahbicara dalam hati. Pada pendapat yang
terakhir dikemukaakan ada dua kenyataan, yaitu:
a. Bahwa
berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif, dan
b. Bahwa
aktivitas itu sifatnya ideal, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun
dapat disertai oleh kedua hal itu; berfiki itu mempergunakan abstraksi-abstrasi
atau “ideas”[1]
Jadi
berfikir adalah sebuah representasi
simbol dari beberapa peristiwa atau item dalam dunia. Berfikir juga dapat dikatakan sebagai proses yang memerantari
stimulus dan respon. Dari pengertian terrsebut tampak bahwa ada tiga pandangan
tentang berfikir, yaitu:
1. Berrfikir
adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi
diperrkirakan dalam perilaku
2. Berfikir
merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam
sistem kognitif
3. Berfikir
diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau menngarahkan
pada solusi.
B. Jenis, Tipe, dan Pola Berfikir
Ada
berbagai jenis dan tipe berfikir. Morgan dkk(1986) membagi dua jenis berfikir,
yaitu berfikir autistik dan berfikir langsung. Berfikir autisti yaitu proses berfikir
yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yag sangat pribadi,
contohnya adalah mimpi. Berfikir langsung adalah berfikir untuk memecahkan
masalah.
Menurut
Kartini Kartono ada enam pola berfikir yaitu:
1. Berfikir kongkrit, yaitu berfikir dalam dimensi ruang-waktu-temapt
tertentu
2. Berfiir
abstrak, yaitu berfikir dalam ketidakberhinggan, sebeb bisa dibesarkan atau
disempurnakan keluasannya
3. Berfikir
klasifikatoris, yaitu berfikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut
kelas-kelas tingkat tertentu
4. Berfikir
analogis,yaitu berfikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar
kemiripan
5. Berfikir
ilmiah, yaitu berfikir dalam hubungan yang luas, dengan pengertian yang lebih
kompleks disertai pembuktian-pembuktian
6. Berfikir
pendek, yaitu lawan berfikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih
dangkal dan seringkali tidak logis.
De
Bono (1989) mengemukakan dua tipe berfikir, yaitu (1) berfikir vertikal atau
dikenal juga dengan nama berfikir konvergen, yaitu tipe berfikir tradisional
dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan
menggunakan hanya informasi yang relevan. (2) Berfikir lateral, disebut juga
berfikir dengan cara lain atau berfikir divergen, yaitu tipe berfikir selektif
dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berfikir
tetapi juga untuk hasil, dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan
atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
C. Bentuk-bentuk
Berfikir
1.
Berfikir dengan pengalaman
Dalam bentuk berfikir ini, kita
harus giat menghimpun berbgai
pengalaman, dari berbagai pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi.
2.
Berfikir Representatif
Dengan berfikir representatif,
kita sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan saja.
Tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan tersebut kita gunakan untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi.
3.
Berfikir Kreatif
Dengan berrfikir kreatif, kita
dapat menghasilkan sesuatu yang baru, menghasilan penemuan-penemuan baru.
4.
Berfikir Reproduktif
Dengan berfikir reproduktif kita
dapat menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi hanya sekedar memikirkan kembali
dan mencocokkan dengan sesuau yang telah dipikirkan sebelumnya.
5.
Berfikir Rasional
Untuk menghadapi situasi dan
memecahkan masalah digunakanlah cara-cara pikir logis. Untuk berfikir ini tidak
hanya sekedar mengumpulkan pengalama dan membanding-bandingkan hasil berfiir
yang telah ada, melainkan dengan keaktifan akal kita memecahkan masalah.
D. Proses Berfikir
Proes
atau jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:(1)
pembentukan pengertian,(2) pembentukan pendapat,(3) penarikan kesimpulan.
a. Pembentukan
pengertian
Pengertian,
atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat
yaitu sebgai berikut:
1. Menganalisis
ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
2. Membanding-bandingkanciri-ciri
tersebut untuk diketemukan ciri-ciri yang mana yang sama, mana yang tidak sama,
mana yang selalu ada, da mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana
yang tidak hakiki.
3. Mengabstraksikan,
yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri
yang hakiki.
b. Pembentukan
pendapat
Membentuk penapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih.
Selanjutnya pendapat daapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(1) pendapat afirmatif, (2)
pendapat negatif,dan (3) pendapat modalitas.
1. Pendapat
afirmatif atau positif, yaitu pendapat yaang mengiyakan,yang secara tegas
menyatakan keadaan suatu.
2. Pendapat
negatif, yaitu pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tidak
adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal;
3. Pendapat
modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian,
kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal;
c. Penarikan
kesimpuan atau pembentukn keputusan
Keputusan
ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat‑pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusa,
yaitu:(1) keputusan induktif,iyalah keputusan yang diambil dari
pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umu (2) keputusan deduktif,
iyalah pendpat yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus,dan(3)
keputusan analogis, iyalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan
atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
E. Tingkat-tingkat Berfikir
Aktifitas
berfikir tidak pernah lepas dari suatu situasi atau masalah. Gejala berfikir
tidak berdiri sendiri, dalam aktifitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa
yang lain. Misalya pengamatan tanggapan, ingatan, dan sebagainya. Aktifitas
berfikir sendiri adalah abstrak. Namun demikian dalam praktik sering kita
jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan secara
abstrak.sehubugan dengan ini memang ada beberapa tingkat berrfikir yaitu:
1. Berfikir
Konkret
Dalam tingkatan ini
kegiatan bberfikir masih memerlukan situasi-situasi yang nyata. Tingkat
berfikir ini pada umumnya dimiliki oleh anak-anak kecil.
2. Berfikir
Skematis
Walaupun pada tingkat
ini kita tida berhadapan denga situasi nyata, tetapi dengan petolongan
bagan-bagan dapat memperlihatkan hubungn persolan yang satu dengan yang lain
dan terlihat pula masalah yang dihadapi sebagai keseluruhan. Dengan pertolongan
bagan-bagan tersebut situasi yang dihadapi tadak benar-benar nyata dan tidak
benar-benar abstrak
3. Berfikir
Abstrak
Kita berhadapan dengan situsai dan
masalah yang tidak berwujud akal pikiran kita bergerak bebas dalam alam
abstrak. Kecerdasan berfikir sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka
tingkat ini dikatakan tingkat befikir yang tertinggi. Contohnya orang-orang
dewasa. Pada anak-anak masih berfikir dalam tingkat konkrit makin maju perkembangan psikisnya kemampuan
berfikirnya berkembang setahap demi setahap. Makin tinggi tingkat abstraksinya,
hal-hal tang konkrit makin ditinggalkan[2].
Inteligensi
( kecerdasan )
A. Pengertian
tentang intilegensi
Sehubungan
denngan ini perlu diketahui lebih dahulu apakah intelek dan inteligensi itu.
Intelek (
pikiran ), dengan intelek orang dapat menimbang, menguraikan,
menghubung-hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan mearik kesimpulan.
Inteligensi (
kecerdasan pikiran ), dengan inteligensi fiuungsi pikir dapat digunakan denngan
cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi atau masalah. Dengan lain
perkataan inteligensi adalah suatu kecerdasan fikir, sifat-sifat perbuatancerdas
( inteligen ). Pada umumna inteligen dapat dilihat dari kesanggupanya bersikap
dan berbuat cepat dengan situasai yang sedang berubah, dengan keadaan diluar
dirinya yang biasa maupun yang baru.
B. Macam-macam
intelegensi
a. Inteligensi
terikat dan bebas
Inteligensi
terikat adalah inteligensi suatu mahluk yang bekerja alam situasi-situasi pada
lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan fital yang harus
dipuaskan.inteligensi bebas terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbangsa.
Dengan inteligensinya orang ingin selalu mengadakan prubahan-perubahan untuk
mencapai suatu tujuan. Apabila tujuan telah dapat dicapai, manusia ingin
mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih maju. Untuk hal-hal tersebut
manusia menggunakan inteligensi bebas.
b. Inteligensi
menciptakan ( kreatif ) dan meniru ( eksekutif )
Inteligensi
mencipta adalah kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari
alat-alat yang sesuai guna mencapai ntujuan itu. Inteligensi meniru yaitu
kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain baik
yang dibuat, yang di ucapkan, maupun yang ditulis.
c. Faktor-faktor
yang menentukan inteligensi manusia
1. Pembawaan
Intelegensi bekerja
dalam situasi yang berlain-lainan tingakt kesukaranya. Sulit tidaknya mengatasi
ppersoalan ditentukan pula oleh pembawaan.
2. Kematangan
Kecerdasan tidak tetap
statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya
inteligensi sedikit banyak sejalan dengan perkembanan jasmani, umur, dan
kemampuan-kemampuan lain yang telah dicapai (kemtanganya ).
Gangguan
Berfikir
Setelah
kita membicarakan fungsi dan peranan, sifat-sifat dan kualitas berfikir maka
kita perlu mengetahui bebarapa gangguan pikiran yang dapat menimbulkn
penyelewengan berfikir diantaranya
1. Oligoprenia:
tuna kecerdasan. Penderita oligopreni seolah-olah dilahirkan denngan bekal yang
terbatas, dan perkembangan inteleknya pun terbatas pula.
2. Idiola:
ketunaan yang terberat, terdapat
tanda-tanda tidak ada kemampun memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan
diri.
3. Imbesila:
dungu, lebih ringan daripada idiot. Orang yang imbesila sudah dapat mandi
sendiri, makan sendiri, hanya tingkat perkembangannya terbatas.
4. Debilita:
tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuanyya mendekati oran yang normal, namun
tarah kemajuan yang dapat dicapai masih sangat terbatas.
5. Demensia:
mula-mula pederita mengalami perkembangan normal, tetapi sesuatu sebab
perkembangannya terhenti dan mengalami kemunduran yang mencolok.
6. Delusia:
( keadaan yang menunjukkan gagasan yang ilusif ). Delusia sangat erat
hubungannya dengan gejala ilusi. Pendeita mempunyai keyakinan yang kuat tentang
sesutau, tetapi tidak menurut kenyataan.
7. Obsesia:
penderita seolah-olah dikepung atau dicengkram oleh pikiran-pikiran tertentu
yang tidak masuk (akal tidak logis).
Makin besar usaha untuk melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang
mencengkram[3].
Cara Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Atau Logika Anak
Saat memori bayi mulai tumbuh dan
berkembang, ia mulai menghadapi situasi yang memerlukan pemikiran dengan
menggunakan logika. Ia mulai belajar mencari alasan, menyelesaikan masalah dan
mulai mengelompokkan sesuatu agar berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Dan berikut beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir atau logika
anak Anda :
- Saat usia anak Anda menginjak dua tahun, ia mulai
menyimpan memori dan kemampuannya dalam berpikir untuk mengingat dan
mengikuti arahan. Anda dapat membantu meningkatkan kemampuan anak dengan
memberikannya arahan yang mudah untuk ia ikuti. Misalnya, mintalah anak
Anda untuk mengambil mainan tertentu dan menyimpannya di rak atau
memintanya untuk duduk dan melihat buku. Belajar untuk mengingat dan
mengikuti arahan merupakan kemampuan anak yang dapat digunakan sepanjang
hidupnya.
- Anda dapat mulai bekerjasama dengan dokter anak
Anda, saat sang anak berusia tiga tahun. Tanyakan pada anak Anda Apa
yang menurutmu akan terjadi ? dengan frekuensi yang sering. Misalnya,
menanyakan pada anak Anda Apa yang akan terjadi jika kamu menaruh sabun
mandi di keran air yang menyala ?
- Anda juga dapat mengajarkan mengurutkan sesuatu,
caranya dengan menanyakan Apa selanjutnya ? Misalnya, Setelah selesai
mandi, menggosok gigi dan memakai piyama, lalu apa selanjutnya ?
(membacakan dongeng sebelum tidur).
- Untuk anak berusia empat tahun, ia mulai
mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah ia alami. Anak-anak mulai
mengingat tempat yang pernah ia kunjungi dan orang-orang yang pernah ia
lihat. Salah satu cara untuk membantunya mengatur ingatan ini ialah
melalui buku ingatan yang berisikan koleksi foto dan benda lainnya.
Ajaklah anak
Anda untuk mendiskusikan semua isi buku atau foto dan membantu Anda mengatur
isi buku atau foto. Tunggulah beberapa hari, lalu ajaklah anak Anda untuk
melihat kembali dan menanyakan isi atau apa yang terjadi dalam buku atau foto
tersebut.
- Kegiatan lainnya untuk melatih kemampuan logika
anak Anda ialah dengan mengidentifikasi sesuatu yang berbeda. Caranya
dengan meletakkan beberapa barang di atas meja, biarkan sang anak melihat
benda-benda tersebut kemudian tutuplah mata anak Anda. Pindahkan benda ke
posisi yang berbeda dan mintalah anak Anda untuk membuka matanya dan
mencari tahu apa yang berbeda dari sebelumnya[4].
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2009, Psikologi Umum, Jakarta :
PT. Rineka Cipta. http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=266_Meningkatkan-Kemampuan-Berpikir-Sang-Anak
Khodijah, Nyayu. 2009, Psikologi Pendidikan,
Palembang : Grafika Telindo Press.
Rusmaini, Hj. 2011, Ilmu Pendidikan,
Palembang : Grafindo Telindo Press.
Suryabatra, Sumadi. 2011, Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Rajawali Press.
S
[1]Sumadi
Suryabatra,., Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press,2011,hlm 54
[3] Abu Ahmadi,
Psikologi Umum, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009 hlm174-186
[4]http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=266_Meningkatkan-Kemampuan-Berpikir-Sang-Anak
tolong tinggalkan komentar ya gaes.. thanks udah mampir di blog kami.. semoga bermanfaat,..
ReplyDelete